Mengenal Indikator-Indikator Budaya Organisasi

Budaya organisasi adalah hal yang sangat penting. Untuk kita harus mengenal apa saja indikaator-indikatornya.

Budaya organisasi adalah hal yang sangat penting bagi lingkungan kerja dan citra pada suatu perusahaan. Edgar H. Schein, seorang ahli dalam bidang budaya organisasi, telah mengidentifikasi beberapa indikator penting yang membentuk budaya organisasi.

Dalam karyanya "Organizational Culture and Leadership" (2010), Schein merinci beberapa indikator kunci budaya organisasi. Hal itu mengacu ke suatu system makna bersama yang dianut oleh anggota-anggotanya untuk membedakan organisasi itu terhadap organisasi lain. 

Mengenal Indikator-Indikator Budaya Organisasi
Gambar. Mengenal indikator-indikator budaya organisasi.
Sumber: by [Werner Heiber] via pixabay

Untuk itu pada pembahasan ini kita akan mencoba mengenal beberapa indikator budaya organisasi, berdasarkan uraian dari Edgar H. Schein. Hal itu terdiri dari yang pertama adalah asumsi dasar, nilai, artefak atau arsitektur organisasi, norma dan tugas-tugas.

Asumsi Dasar (Basic Assumptions)

Sebenarnya asumsi dasar itu dianggap sebagai suatu esensi penting dalam budaya, namun hal ini juga secara eksplisit dikatakan sangat sulit diungkapkan. Namun dapat membentuk perilaku setiap anggota dalam melaksanakan pekerjaannya, atau budaya organisasi.

Indikator ini lebih merujuk sebagai ciri-ciri yang mendasar dan pemandu tidak langsung seperti perilaku, interaksi maupun tentang keputusan-keputusan organisasi. Sehingga berkaitan tentang bagaimana para karyawan dan pemimpin berperilaku dalam organisasi. Adapun beberapa indikator asumsi dasar ini, yaitu sebagai berikut:

1. Ketidaksepakatan dalam Pengambilan Keputusan

Indakator asumsi dasar dalam budaya organiasi adalah berkaitan dengan pengambilan keputusan, apalagi di dalamnya terdapat adanya ketidaksepakatan. Sehingga dapat memicu konflik dan kesulitan pada proses pengambilan keputusan, yang kemudian ini dianggap karena adanya perbedaan asumsi dasar, seperti mana keyakinan akan suatu keputusan yang baik dan buruk untuk diikuti.

2. Reaksi Terhadap Perubahan

Asumsi dasar yang kedua dalam budaya organisasi adalah tentang bagaiamana setiap karyawan akan bereaksi dengan adanya perubahan. Hal ini berkaitan dengan cara mereka beradaptasi, fleksibelitas dan cara untuk pengelolaan risiko yang dihadapi oleh organisasi atau perusahaan.

3. Hierarki dan Wewenang

Indikator asumsi dasar yang ketiga dalam budaya organisasi adalah tentang bagaimana suatu kekuasaan, hierarki dan kewenangan itu didistribusikan atau cara mereka menjalankannya. Sehingga asumsi dasar ini dapat mencerminkan budaya dalam suatu organisasi.

4. Kerja Tim vs Kepemimpinan Individual

Indikator asumsi dasar yang keempat dalam budaya organisasi adalah berkaitan dengan kerja sama tim atau kepemimpinan dijalankan secara individual. Artinya dalam pelaksanaan tugas-tugas ini dijalankan secara tim atau lebih mengarah pada individu, sehingga hal ini dapat mencerminkan budaya dalam suatu organisasi tersebut.

5. Komunikasi dan Transparansi

Indikator asumsi dasar yang kelima dalam budaya organisasi adalah melihat bagaiamana kelangsungan suatu komunikasi di dalamnya, apakah itu dilakukan dengan cara terpusat atau terbuka. Di sisi lain yaitu transparansi yang dapat mencerminkan budaya dalam suatu organisasi seperti kepercayaan maupun nilai-nilai dalam penyampaian informasi.

6. Penghargaan Terhadap Inovasi

Indikator asumsi dasar di sini adalah melihat bagaimana setiap anggota di dalamnya dapat menerima, menghargai suatu inovasi atau eksplorasi-eksplorasi terbaru secara positif. Sehingga sikap ini juga dapat mencerminkan budaya dari suatu organisasi atau perusahaan tersebut.

7. Nilai-Nilai Inti Organisasi

Nilai inti yang dimaksud adalah tentang fokus utama dari organisasi atau perusahaan dalam menjalankan aktivitasnya. Hal itu seperti mereka lebih merujuk pada pelanggan, melakukan inovasi atau tentang intergritasnya. Sehingga asumsi ini menjadi budaya atau ciri khas dari organisasi tersebut.

Baca juga: Pengertian, Karakteristik, Tingkatan Dan Fungsi Budaya Organisasi

8. Respon Terhadap Kegagalan

Indikator berikutnya adalah tentang bagaimana suatu organisasi atau perusahaan, dalam merespon suatu kesalahaan dan kegagalan yang mereka alami. Hal ini berkaitan dengan akuntabilitas atau bentuk pembelajaran dan toleransi pada risiko ketika diperhadapkan dengan pengalam tersebut, dan menggambarkan budaya dalam organisasi mereka.

9. Orientasi Jangka Waktu

Indikator asumsi dasaar yang beruktnya adalah tentang apakah suatu organisasi atau perusahaan itu, lebih memilih orientasi yang berjangka pendek atau panjang. Sehingga hal ini dapat menggambarkan visi, tujuan dan strategi mereka serta bagian dari ciri khas budaya dala organisasi tersebut.

10. Cara Penyelesaian Konflik

Indikator yang terakhir dari asumsi dasar adalah menggambarkan budaya organisasai atau perusahaan, tentang cara mereka dalam menyelesaikan konflik. Hal itu berkaitan dengan bagaimanaa mereka melakukan kompromi, dominasi ataukah kolaborasi. Cara yang dipilh dapat menggambarkan ciri khas dari organisasi tersebut.

Nilai (Values)

Indikator nilai dengan kata lain dapat menjadi prinsip-prinsip yang akan dipegang oleh suatu organisasi, dan kemudian hal itu menjadi budaya mereka karena sebagai dasar dari perilaku setiap anggotanya. Schein (2010) menyebutkan bahwa nilai-nilai yang pegang dan dibaagikan merupakan suatu fenomena budaya dalam organisasi.

Selanjutnya ia mengemukakan bahwa fenomena tersebut dapat mempengaruhi cara anggota organisasi atau perusahaan bereaksi secara emosional di antara satu sama lainnya. Dengan kata lain nilai-nilai ini akan menjadi prinsip dan membentuk pandangan bersama.

Pandangan ini dapat berupa sesuatu yang mereka anggap benar, baik, penting dan apa yang mereka inginkan dalam lingkungan kerja organisasinya. Di sisi lain nilai juga memiliki indikator turunan dalam budaya organisasi, sebagaimana yang akan diuraikan berikut ini:

1. Komitmen terhadap Pelanggan

Adanya nilai komitmen terhadap pelanggan dapat menjadi ciri khas atau mencerminkan budaya dalam suatu organisasi. Seperti menjadikan pelanggan itu sebagai prioritas utama sebagai upaya pemberian layanan yang lebih baik dan menjaga hubungan dengan mereka.

2. Integritas

Nilai integritas adalah indikator yang harus ada dalam organisasi, karena hal itu dapat mencerminkan budaya mereka di dalamnya. Adapun nila-nilai integritas ini dapat berupa kejujuran perilaku, etika dan adanya konsisten pada segala aspek atau aktvitas dalam suatu organisasinya.

3. Kerjasama

Indikator nilai dalam budaya organisasi juga mengandaikan adanya bentuk kerja sama. Artinya setiap tugas atau pekerjaan yang dilakukan tidak secara individu, melainkan bekerja sama dan kolaborasi dari setiap karyawan maupun departemen bisa menciptakan lingkungan kerja yang produktif dan inklusif.

4. Inovasi dan Kreativitas

Adanya nilai kreativitas dan inovasi adalah bagian dari indikator budaya organisasi, karena hal itu dapat membantu mereka agar terus berkembang atas setiap perubahan lingkungan. Walaupun begitu penerapannya bisa berbeda-beda, namun keberadaan ini bisa menjadi penilaian atas ciri khas organisasi tersebut.

5. Kualitas dan Keunggulan

Budaya organisasai dapat dilihat dari adanya nilai-nilai kualitas dan keunggulan sebgai indikatornya. Karena hal itu mendorong mereka dalam memberikan produk maupun layanan terbaik, dan sebagai upaya mereka meningkatkan kinerjanya.

6. Keadilan dan Kesetaraan

Nilai keadilan dan kesetaraan dalam suatu organisasi keberadaannya menjadi sangat penting. Mereka akan memiliki citra buruk apabila tidak memperhatikan hal ini. Tentang nilai-nilai ini terlihat seperti adanya perlakuan adil dan setara di lingkungan organisasi atau perusahaan.

7. Pertumbuhan dan Pembelajaran

Budaya organisasi dapat dilihat dengan adanya pertumbuhan dan bentuk pembelajaran yang ada di lingkungan organisasi. Misalnya tentang bagaimana cara mereka dalam membuat program pelatihan karyawan dan membuat mereka terus berkembang.

8. Keberagaman dan Inklusivitas

Indikator ini melihat bagaimana keberadaan dan lingkungan suatu organisasi maupun perusahaan, dalam menghargai setiap perbedaan baik itu dari segi budaya, agama, latar belakang serta pandangan-pandangan setiap anggotanya. Sehingga hal itu dapat menciptakan lingkungan organisasi yang inklusif.

9. Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan

Indikator ini mengandaikan adanya bentuk tanggung jawab sosila dan lingkungan baik di rung lingkup internal maupun eksternal organisasi. Kemudian program apa yang mereka buat dalam menjalankan hal itu, misalnya CSR sebagai bentuk tanggung jawab sosial pada lingkungan masyarakat di sekitar perusahaan.

10. Adaptabilitas dan Fleksibilitas

Nilai-nilai indikator ini menggambarkan bagaiamana suatu perusahaan dalam melakukan adaptasi, dan fleksibel terhadap setiap perubahan yang ada. Hal ini bisa dilihat dari cara mereka menyesiapkan program seperti apa sebagai bentuk kesiapan mereka dalam menghadapi perubahan seperti dinamika pasar yang semakin dinamis.

11. Kepemimpinan dan Teladan

Nilai dari kepemimpinan dapat menjadi indikator dalam membentuk budaya suatu organisasi atau perusahaan tertentu. Di sisi lain juga melihat bagaimana keteladanan yang bisa menjadi panutan bagi setiap anggota lainnya. 

12. Keberlanjutan

Indikator ini adalah sebagai upaya dari bentuk komitmen organisasi atas setiap tindakan mereka dan penyusunan program yang mendukung keberlanjutan. Hal ini baik dilihat dari segi ekonomi, sosioal maupun lingkungan internal maupun eksternal dari perusahaan tersebut.

13. Prestasi dan Pengakuan

Indikator nilai ini ingin melihat bagaiamana bentuk prestasi dan cara mereka menghargai hal itu sebagai bentuk pengakuan dan dukungan. Misalnya apakah ada pemberian kompensasi atau indentif sebagai bentuk pengakuan mereka terhadap prestasi dan kontribusi anggotanya.

14. Komunikasi Terbuka

Indikator ini ingin melihat bagaimana suatu perusahaan dalam menciptakan bentuk komunikasi di lingkungan kerja mereka, apakah hal itu dilakukan dengan cara terbuka sebagai bentuk transparansi ataukah tertutup. Apapun yang dipilih, semuanya dapat mencerminkan budaya dalam organisasi tersebut.

15. Keseimbangan Kehidupan Kerja dan Pribadi

Indikator nilai ini ingin mengandaikan adanya pihak organisasi atau perusahaan dalam menunjukan sikap keseimbangan, yang berkaitan dengan tuntutan kerja dan kehidupan pribadi atas setiap anggota organisasinya.

Arsitektur Organisasi (Organizational Artifacts)

Menurut Schein (2010) manifestasi budaya yang nyata, seperti simbol fisik, tata ruang kantor, aturan berpakaian, dan bahan tertulis. Artefak juga dapat menandakan tingkat profesionalisme, tingkat inovasi, dan tingkat integrasi. Hal ini juga memiliki turunan indikator, yaitu sebagai berikut:

1. Desain Fisik Kantor dan Ruang Kerja

Desain fisik dan ruang kerja baik sadar maupun tidak, sebenarnya hal itu dapat mencerminkan budaya dari suatu organisasi atau perusahaan tertentu. Mislanya, Tata letak pada ruang kerja yang terbuka dengan luasnya ruang kolaborasi. Desain fisik ini mencerminkan budaya kolaboratif dan komunikatif di perusahaan.

2. Identitas Visual dan Merek

Tidak hanya desain fisik, melainkan identitas visual dan merek juga dapat mencerminkan budaya organisasi. Hal ini dapat dilihat dari penggunaan logo dengan pemberian warna cerah dan modern. Di sisi lain identitas visual ini dapat mencerminkan budaya inovasi dan keberanian.

3. Lingkungan Kerja yang Responsif

Indikator ketiga ini dapat dilihat dari bagaimana organisasi menciptakan lingkungan kerja yang responsif. Hal ini dapat berupa penggunaan perangkat lunak kolaboratif dan perangkat mobile. Di sisi lain lingkungan kerja dengan teknologi tinggi ini menggambarkan budaya yang adaptif dan modern.

4. Tampilan Produk dan Layanan

Indikator berikutnya adalah bagaiamana perusahaan bentuk tampilan daari suatu produk dan layanan yang diberikan oleh mereka pada khalayak. Misalnya, kemasan produk yang bersih dan minimalis. Di sisi lain tampilan ini mencerminkan budaya kesederhanaan dan fokus pada kualitas.

5. Seni dan Karya Seni

Seni dan penggunaannya di lingkungan organisasi juga dapat mencerminkan budaya organisasi. Hal ini dapat dilihat seperti penempatan lukisan-lukisan inspirasional di dinding kantor. Di sisi lain seni ini menciptakan atmosfer kreatif dan positif yang sesuai dengan budaya inovasi.

6. Simbol dan Penghargaan

Bagaimana bentuk simbol atas penghargaan untuk karyawan adalah bentuk cerminan dari budaya organisasi. Hal ini dapat dilihat seperti menampilkan penghargaan "Karyawan Terbaik Bulan Ini" yang menampilkan logo perusahaan. Di sisi lain simbol ini mempromosikan budaya penghargaan dan pengakuan.

7. Materi Promosi dan Literatur

Indikator ini menggambarkan tentang suatu materi promosi dan literatur yang dibuat, juga mencerminkan budaya dalam suatu organisasi. Misalnya dengan brosur pelatihan karyawan yang menyoroti pencapaian tim. Di sisi lain materi ini mendukung budaya pembelajaran dan kerja tim.

8. Slogan dan Pesan Organisasi

Penggunaan slogan atau pesan-pesan yang dikomunikasikan pada khalayak juga mencerminkan bagaiamana budaya suatu organisasi. Hal ini biasanya seperti slogan "Inovasi bersama, untuk mencapai kesuksesan". Di sisi lain slogan ini mengkomunikasikan budaya kolaboratif dan inovatif.

9. Struktur Organisasi dan Hirarki

Indikator yang mencerminkan budaya dalam suatu organisasi adalah dilihat dari struktur dan hirarki dari organosasi tersebut. Hal ini biasanya seperti diagram organisasi yang menampilkan struktur tim lintas departemen. Di sisi lain struktur ini mencerminkan budaya kerja tim lintas fungsi.

Norma-Norma (Norms)

Menurut Schein (2010) norma memberi tahu kita apa yang bisa dan tidak bisa kita lakukan dan bagaimana seharusnya melakukan sesuatu. Norma menentukan batasan variasi budaya dan menunjukkan apa yang diharapkan terjadi dalam situasi tertentu.

Indikator Norma-Norma dalam budaya organisasi merujuk pada aturan-aturan sosial yang mengatur interaksi, perilaku, dan hubungan antara anggota organisasi. Norma-norma ini dapat memengaruhi bagaimana karyawan berperilaku, berkomunikasi, dan bekerja sama di dalam organisasi. Berikut adalah beberapa contoh indikator norma-norma dalam budaya organisasi beserta penjelasan dan referensi yang relevan:

1. Norma Kolaborasi dan Tim Kerja

Pertama adalah indikator norma kolaborasi dan tim kerja pada suatu organisasi dapat menggambarkan bagaimana budaya mereka di dalamnya. Biasanya tim diharapkan untuk bekerja bersama, saling mendukung, dan berbagi pengetahuan. Di sisi lain norma ini mencerminkan budaya kerjasama dan kolaboratif di dalam organisasi. 

2. Norma Pengambilan Keputusan Bersama

Indikator kedua adalah norma pengambilan keputusan bersama, juga mencerminkan budaya dalam suatu organisasi. Misalnya keputusan penting diambil melalui konsensus atau melibatkan berbagai pihak terkait. Di sisi lain norma ini menunjukkan budaya partisipatif dan mendukung kepemilikan bersama terhadap keputusan.

3. Norma Keterbukaan dan Komunikasi Terbuka

Indikator ketiga adalah norma keterbukaan dan komunikasinya, juga menggambarkan bagaimana budaya dari oganisasi tersebut. Misalnya komunikasi diantara semua tingkatan organisasi didukung dan dihargai. Di sisi lain norma ini mencerminkan budaya transparansi dan penghargaan terhadap berbagi informasi.

4. Norma Pembelajaran dan Inovasi

Indikator yang keempat adalah norma pembelajaran dan inovasi, yang dianggap dapat mencerminkan budaya dalam organisasi tertentu. Misalnya karyawan didorong untuk bereksperimen, mengambil risiko, dan mencari solusi kreatif. Di sisi lain norma ini mencerminkan budaya pembelajaran berkelanjutan dan inovasi.

5. Norma Kualitas dan Keunggulan

Indikator kelima adalah norma yang mengedepankan kualitas dan keunggulan. Misalnya pada setiap pekerjaan diharapkan memiliki standar kualitas yang tinggi dan pencapaian yang terbaik. Di sisi lain norma ini mencerminkan budaya fokus pada kualitas dan pencapaian yang unggul.

6. Norma Keseimbangan Kehidupan Kerja dan Pribadi

Indikator yang terakhir adalah norma keseimbangan kehidupan kerja dan pribadi dari setiap anggota, juga mencerminkan budaya di dalam suatu organisasi. Misalnya karyawan didorong untuk menjaga keseimbangan antara pekerjaan dan kehidupan pribadi. Di sisi lain norma ini mencerminkan budaya perhatian terhadap kesejahteraan dan kebahagiaan karyawan.

Tugas-Tugas (Tasks)

Menurut Schein (2010) sifat saling ketergantungan tugas sangat mempengaruhi sejauh mana tim perlu belajar berkolaborasi, berbagi sumber daya, dan terlibat dalam pemecahan masalah bersama. 

Indikator Tugas-Tugas (Tasks) dalam budaya organisasi merujuk pada peran dan tanggung jawab yang diberikan kepada individu atau kelompok dalam organisasi. Cara tugas-tugas didistribusikan dan dijalankan dapat mencerminkan nilai-nilai dan orientasi organisasi.  Adapun turunan indikatornya akan diuraikan sebagai berikut: 

1. Pembagian Kerja yang Terstruktur

Indakator ini dapat mencerminkan budaya pada suatu organisasi, misalnya setiap karyawan memiliki peran dan tanggung jawab yang jelas dan terdefinisi. Di sisi lain pembagian kerja yang terstruktur mencerminkan budaya yang fokus pada efisiensi dan spesialisasi.

2. Pekerjaan Tim dan Kolaboratif

Indikator kedua yaitu adanya pekerjaan tim dan kolaboratif, juga dianggap dapat menggambarkan budaya dalam suatu organisasi. Hal ini dapat dilihat seperti banyak tugas dikerjakan secara kolaboratif oleh tim lintas departemen. Di sisi lain orientasi tugas-tugas berbasis tim mencerminkan budaya kerjasama dan kolaboratif. 

3. Pemberdayaan Karyawan dalam Pengambilan Keputusan

Indikator berikutnya dalam mencerminkan budaya dalam suatu organisasi dapat dilihat dari bagaimana pemberdayaaan karyawan pada saat pengambilan keputusan. Misalnya karyawan memiliki otonomi dalam mengambil keputusan terkait pekerjaan mereka. Di sisi lain pemberdayaan karyawan dalam tugas-tugas menggambarkan budaya yang mendorong partisipasi dan inisiatif individu.

4. Pekerjaan yang Fleksibel dan Multifungsi

Indikator keempat yang dapat menggambarkan budaya pada suatu organisasi yaitu pekerjaan yang fleksibel dan multifungsi. Misalnya karyawan diharapkan mampu menjalankan berbagai jenis tugas dan peran yang berbeda.Di sisi lain Fleksibilitas dalam tugas-tugas mencerminkan budaya adaptabilitas dan responsivitas. 

5. Orientasi Pada Proyek dan Inisiatif

Indikator kelima adalah dilihat dari orientasi pada suatu proyek dan inisiatif. Hal ini seperti pekerjaan sering kali berpusat pada proyek-proyek dan inisiatif spesifik. Di sisi lain budaya pekerjaan berbasis proyek mencerminkan fokus pada pencapaian tujuan jangka pendek.

6. Rotasi Pekerjaan dan Pengembangan Keterampilan

Indikator terakhir yang dianggap dapat mencerminkan budaya dalam suatu organisasi adalah tentang rotasi pekerjaan dan pengembangan keterampilan. Misalnya karyawan diharapkan untuk berpindah-pindah antara berbagai tugas dan departemen. Di sisi lain budaya rotasi pekerjaan menunjukkan nilai pembelajaran dan pengembangan keterampilan.

Referensi

  • Schein, E. H. 2010. Organizational-Culture-and-Leadership. John Wiley & Sons.
  • Schneider, B., Ehrhart, M. G., & Macey, W. H. 2013. Organizational-climate-and culture. Annual-Review-of-Psychology, 64, 361-388.

Mau donasi lewat mana?

Paypal
Bank BNI - An.siti fatimang / Rek - 1860003927932
Jika artikel ini cukup bermanfaat! Mungkin anda bisa bantu saya untuk terus berkembang dengan cara memberikan donasi. Klik icon panah di atas
Seorang penulis lepas manajemen sumber daya manusia, yang fokus tentang kajian human relationship.

Post a Comment

Created by
DMCA.com for Blogger blogs

© ‧ Manajemen Pedia. All rights reserved. Made with ♥ by Jago Desain