Cara Berpikir, Kemampuan dan Syarat Menjadi Seorang Peneliti

Dalam melakukan penelitian seseorang harus memilki cara berpikir, dan kemampuannya sebagai syarat menjadi seorang peneliti

Dalam melakukan penelitian tidaklah semudah membalik telapak tangan, karena hal itu berkaitan dengan kemampuan dari seorang peneliti itu sendiri. Aktivitas penelitian membutuhkan suatu kemampuan atau keterampilan baik dari tahap pengumpulan data, analisis data sampai pada hasil laporan penelitian.

Cara Berpikir, Kemampuan dan Syarat Menjadi Seorang Peneliti
Gambar. Cara berpikir, kemampuan dan syarat menjadi seorang peneliti. Sumber. pixabay.com

Untuk itu pembahasan kali ini akan mencoba menguraikan tentang syarat-syarat seseorang menjadi peneliti, sikap-sikap, cara berpikir seorang peneiliti dan kemampuan-kemampuan yang harus dimilki oleh seorang peneliti.

Sayarat Menjadi Seorang Peneliti

Apa saja syarat-syarat untuk menjadi seorang peneliti? Untuk dapat melaksanakan penelitian dengan baik ada beberapa syarat yang harus dipenuhi. Menurut (Jajah Koswara, 1992) syarat itu bisa kita permudah dalam ingatan yang dimulai dengan huru "I", yaitu akan diuraikan sebagai berikut:

1. Intelligence (Kecerdasan) 

Kecerdasan adalah syarat penting yang harus dimiliki oleh seorang peniliti, karena hal ini juga berkaitan dengan proses berpikir mereka dan sifatnya tidak statis, melainkan dinamis. Sehingga harus ada upaya dalam pengembangan kapasitas berpikirnya dan dilakukan secara ilmiah.

Kemampuan berpikir ilmiah adalah proses yang dilakukan dengan sistematis, empirik dan dapat dipertanggung jawabkan. Artinya seorang peneliti dalam merumuskan pertanyaan atau rumusan masalah dalam penelitiannya, juga harus mampu mempertanggung jawabkan secara rinci dan konsisten dengan hasil temuannya.

Peneliti yang mempunyai kecerdasan mampu mengendalikan setiap kemungkinan baik itu tentang dirinya maupun dengan kehidupan lingkungan yang sangat bermanfaat bagi pribadinya sendiri maupun orang lain.

2. Interest (Perhatian)

Seorang peniliti adalah mereka yang memiliki tingginya rasa ingin tahu akan sesuatu. Sehingga mereka berupaya menaruh perhatian apabila ada sesuatu yang belum terjawab atau ingin mereka ungkapkan. Kemudian hal inilah yang mendorong mereka melakukan penelitian untuk mencari keterangan lebih lanjut dari suatu fenomena.

Di sisi lain seorang peneliti tidak menganggap terjadinya suatu fenomena atau yang nampak itu biasa-biasa saja. Karena mereka selalu menaruh perhatian terhadap hal itu, dan tidak merasa puas dengan keterangan yang mereka dapatkan. Dengan menaruh perhatian terhadap sesuatu, maka itu membuat mereka berupaya menggali keterangan lebih lanjut.

3. Imagination (Imajinasi)

Syarat menjadi peneliti yang berikutnya adalah memiliki daya imajinasi yang kuat, pengkhayal dan orginal. Di sisi lain maksud dari pengkhayal di sini adalah kemampuan spekulatif, yaitu suatu upaya untuk terus mempertanyakan sesuaatu di di balik fenomena yang nampak.

Pengertian imajinatif di sini uga dikaitkan dengan kemampuan nalar dari seorang peneliti. Hal ini seperti adanya kapasitas mereka yang dibarengi dengan pertanyaan-pertanyaan mendasar berdasarkan apa yang sedang mereka amati.

4. Initiative (Inisiatif)

Mulai dari sekarang jangan menunggu orang lain atau mencari-cari alasan untuk memulai sesuatu. Seorang peneliti harus mempunyai kemampuan untuk berpikir lebih maju. Peneliti harus banyak ide dan tidak takut untuk menuangkan ide tersebut walau orang lain membatah ide yang dikemukakan. Kebenaran suatu ide akan terbukti apabila sipeneliti mampu membuktikan secra empirik. 

5. Information (Informasi)

Kumpulkan keterangan dan hasil penelitian terdahulu. Apabila ingin menjadi peneliti, maka si peneliti harus mempunyai kemampuan untuk mencari informasi. Baik dari hasil pemikiran orang lain maupun pendapat dari pembuat kebijakan. Semuanya itu merupakan sumber informasi untuk pengkayaan kemampuan nalar si peneliti.

6. Inventive (Daya Cipta)

Peralatan yang tepat belum tentu tersedia. Usahakan untuk menciptakannya sendiri bila perlu. Kemampuan daya cipta yang dimaksud adalah, bagaimana sipeneliti bisa menemukan ide dan peralatan untuk mendukung suatu karya ilmiah. Daya cipta tersebut bisa dalam bentuk model, prototip, kebijkan, atau pola.

7. Industrious

Berusaha dan jangan segan-segan untuk menggunakan kedua tangan atau bagian fisik lainnya. Peneliti merupakan pekerja yang tidak mudah putus asa. Peneliti merupakan produser karya ilmiah. Hasil pemikiran peneliti akan menjadi sumber ide bagi orang lain dan produknya akan dimanfaatkan oleh orang.

8. Intense observation (Pengamatan yang Intensif) 

Seorang peneliti akan selalu mengamati kejadian-kejadian di sekitarnya. Kejadian tersebut merupakan sumber ide baru untuk diteliti. Hiduplah dengan penelitian saudara, kerjakan pengamatan harian dan waspadalah terhadap hal-hal yang tidak wajar.

9. Integrity (kejujuran) 

Diperlukan secara mutlak, janganlah membohong diri sendiri. Kejujuran merupakan modal utama bagi si peneliti ilmiah. Apabila si peneliti tidak jujur dalam karya ilmiahnya, maka sipeneliti tersebut bukan saja membohongi dirinya, tapi dia telah membohongi masyarakat ilmiah. 

Hasil pemikiran yang bohong mungkin saja dimanfaatkan bagi pembuat kebijakan, tentu saja kebijakan yang dihasilkan tidak akan berhasil karena dimulai dari informasi yang bohong.

10. Infectious enthusiasm (Antusiesme yang Meluap-Luap)

Ceritakan penelitian saudara kepada yang lain dengan cara yang menarik. Tugas seorang peneliti adalah: meneliti, melaporkan sebagai pertanggung jawaban ilmiah, mempublikasikan. 

11. Indefatigable write (penulisan yang tidak mudah putus asa)

Penelitian baru menjadi ilmu pengetahuan jika hasilnya sudah dipublikasikan. Hasil penelitian tidak akan diketahui oleh orang lain kalau tidak dipublikasikan. 

Sikap Seorang Peneliti 

Seorang peneliti harus memiliki sikap yang khas dan kuat dalam penguasan prosedur dan prinsip-prinsip dalam penelitian. Sikap-sikap yang harus dimiliki dan dikembangkan seorang peneliti dalam melakukan penelitian yaitu sebagai berikut:

  • Objektif, faktual, yaitu peneliti harus memiliki sikap objektif dan peneliti memulai pembicaraanya berdasarkan fakta.
  • Open, fair, responsible, yaitu peneliti harus bersikap terbuka terhadap berbagai saran, kritik, dan perbaikan dari berbagai kalangan. Begitu pula peneltii  harus bersikap wajar, jujur dalam pekerjaanya, serta dapat mempertanggungjawabkan semua pekerjaanya secara ilmiah.
  • Curious, wanting to know, yaitu peneliti harus memiliki sikap ingin tahu terutama kepada apa yang diteliti dan senantiasa haus akan pengetahuan-pengetahuan baru. Intinya adalah orang-orang yang peka terhadap informasi dan data.
  • Inventive always, yaitu peneliti harus memiliki daya cipta, kreatif, dan senang terhadap inovasi.
  • Think, critically, systematically, yaitu peneliti adalah orang yang memiliki wawasan, mempunyai kemampuan kritis, dan dapat berfikir sistematis.
  • Able to create, innovative, yaitu peneliti harus memiliki kemampuan mencipta karena harus selalu menemukan atau membuat penemuan-penemuan baru.
  • Communicate affectivity, yaitu peneliti harus memiliki kemampuan untuk berkomunikasi dan memengaruhi pihak lain dengan komunikasi itu.
  • Able to identify and formulate problem clearly, yaitu mampu mengenal dan merumuskan masalah dengan jelas.
  • View a problem in wider context, yaitu mampu melihat suatu masalah dalam konteks yang luas karena suatu masalah biasanya tidak berdiri sendiri.

Cara Berpikir Seorang Peneliti

Menurut (Siyoto dan Ali Sadik, 2015) cara berpikir seorang peneliti yang pertama adalah berpikir skeptis, artinya seorang peneliti harus selalu mempertanyakan bukti atau fakta yang dapat mendukung suatu pernyataan (tidak mudah percaya).

Kedua berpikir analisis, artinya peneliti harus selalu menganalisi setiap pernyataan atau persoalan yang dihadapi. Ketiga berpikir kritis, artinya seorang peneliti mulai dari awal hingga akhir kegiatan, penelitian dilakukan berdasarkan cara-cara yang sudah ditentukan, yaitu prinsip memperoleh ilmu pengetahuan.

Di sisi lain cara berpikir seorang peneliti menurut (Bungin, 2015:24) adalah objektif, faktualopenfairresponsiblecurious: wanting to know dan inventive always. Hal ini akan diuraikan sebagai berikut:

1. Objektif

Seorag peneliti harus dapat memisahkan antara pendapat pribadi dan fakta yang ada. Untuk menghasilkan penelitian yang baik, seorang peneliti harus bekerja sesuai atas apa yang ada di data yang diperoleh di lapangan dan tidak memasukkan pendapat pribadi yang dapat mengurangi dari keabsahan hasil penelitiannya (tidak boleh subjektif).

2. Kompeten

Seorang peneliti yang baik memiliki kemampuan untuk menyelenggarakan penelitian dengan menggunakan metode dan teknik penelitian tertentu.

3. Faktual

Seorang peneliti harus bekerja berdasarkan fakta yang diperoleh, bukan berdasarkan observasi, harapan, atau anggapan yang bersifat abstrak. Selain itu, seorang peneliti juga diharapkan memiliki pola pikir yang mendukung tugas-tugas mereka. Cara berpikir yang diharapkan dari seorang peneliti adalah sebagai berikut. 

4. Openfairresponsible

Artinya peneliti harus bersikap terbuka terhadap berbagai saran, kritik, dan perbaikan dari berbagai kalangan. Begitu pula peneliti harus bersikap wajar, jujur dalam pekerjaannya serta dapat mempertanggung jawabkan semua pekerjaannya secara ilmiah.

5. Curious; Wanting to know

Artinya peneliti harus memiliki sikap ingin tahu terutama kepada apa yang diteliti dan senantiasa haus akan pengetahuan-pengetahuan baru. Berarti peneliti adalah orang-orang yang peka terhadap informasi dan data.

6. Inventive always

Artinya seorang peneliti harus memiliki daya cipta, kreatif, dan senang terhadap inovasi.

Kemampuan-Kemampuan Peneliti

Seorang peneliti memang sudah seharusnya mempunyai syarat atau ciri-ciri yang harus dimilki seperti sikap dan cara berpikir, sebagaimana yang sudah dikemukakan di atas. Tentunya hal itu akan menjadi kemampuan peneliti ketika melakukan penelitian, adapun beberapa syarat kemampuan peneliti lainnya akan diuraikan sebagai berikut:

  • Think, critically, systimatically, yaitu peneliti adalah orang yang memiliki wawasan, memiliki kemampuan kritik, dan dapat berpikir sistematik.
  • Able to create, innovate, yaitu peneliti harus memiliki kemampuan mencipta karena harus selalu menemukan atau membuat penemuan-penemuan baru.
  • Communicate affectivity, yaitu peneliti harus memiliki kemampuan untuk berkomunikasi dan memengaruhi pihak lain dengan komunikasi itu.
  • Able to identify and formulate problem clearly, yaitu mampu mengenal dan merumuskan masalah dengan jalas.
  • View a problem in wider contextyaitu peneliti mampu melihat suatu masalah dalam konteks yang luas karena suatu masalah biasanya tidak berdiri sendiri.

Kesimpulan

Setiap uraian tentang cara berpikir, sikap yang dikatakan sebagai syarat sesorang menjadi peneliti tidaklah dipahami sebagai hal yang baku. Karena kemungkinan masih banyak syarat lain yang juga dikemukakan oleh penulis maupun para ahli yang lain.

Di sisi lain setiap seseorang melakukan penelitian syarat-syarat tersebut adakalanya harus sesuai dengan pendekatan yang digunakan, seperti kuantitatif dan kualitatif. Misalnya, dalam penelitian kita telah mengetahui bahwa ada paradigmanya dan di sisi lain setiap pendekatan seperti studi kasus, grounded theory, fenomenologi dan lainnya mempunyai ciri khas penelitian yang berbeda-beda. Sehingga perlu disesuakian saja dengan hal tersebut.

Referensi

  • Bungin, Burhan. 2015. Metodologi Penelitian Sosial dan Ekonomi: Format-Format Kuantitatif dan Kualitatif untuk Studi Sosiologi, Kebijakan Publik, Komunikasi, Manajemen, dan Pemasaran. Cetakan Kedua. PRENADAMEDIA GROUP, Jakarta.
  • Jajah Koswara, 1992. Pengaruh Dosis dan Waktu Pemberian Pupuk Nitrogen dan Kalium terhadap Pertumbuhan dan Produksi Jagung Manis seleksi Darmaga 2 (SD2). J.II. Pert. Indon.Vol.2 (I). IPB. Bogor.
  • Siyoto, Sandu, Ali Sodik. 2015. Dasar Metodologi Penelitian. Cetakan Pertama. Literasi Media Publishing, Yogyakarta.

Mau donasi lewat mana?

Paypal
Bank BNI - An.siti fatimang / Rek - 1860003927932
Jika artikel ini cukup bermanfaat! Mungkin anda bisa bantu saya untuk terus berkembang dengan cara memberikan donasi. Klik icon panah di atas
Seorang penulis lepas manajemen sumber daya manusia, yang fokus tentang kajian human relationship.

Post a Comment

Created by
DMCA.com for Blogger blogs

© ‧ Manajemen Pedia. All rights reserved. Made with ♥ by Jago Desain