Perusahaan Tambang Cina di Indonesia dalam Tinjauan Sumber Daya Manusia Internasional dengan Perspektif Critical Management Studies (CMS)

Critical Management Studies (CMS) adalah perspektif dalam studi manajemen yang mengkritisi praktik-praktik manajemen yang diterapkan di dunia bisnis.

"Perusahaan yang lebih mengutamakan keuntungan daripada manusia seperti pohon yang lebih mengutamakan cabang daripada akar. Meskipun terlihat mengesankan untuk sementara waktu, tetapi tidak akan bertahan lama." (Jinal Shah, "The Importance of Ethical Leadership in Human Resource Management”).

Pekan ini ada yang menarik dari ruang perkuliahan di kelas Magister Manajemen Universitas Brawijaya. Bersama seorang Proffesor yang cukup antusias pada perkembangan keilmuan dan teknologi serta isu-isu sosial, ruang kelas rasanya mengalir dipenuhi dengan ide-ide yang segar serta pemikiran tajam untuk membongkar realita sosial yang rasa-rasanya terlihat baik-baik saja.

Akan tetapi pada nyatanya ada virus yang aktif menjangkiti aktivitas manusia dalam ruang organisasi nasional dan global dengan penyakit perusakan. Kesempatan ini kami membincangkan seputar Manajemen Sumber Daya Manusia Internasional (MSDI) yang telah menjadi topik yang semakin populer dalam studi manajemen modern. 

MSDI sendiri mengacu pada pengelolaan aspek-aspek karyawan yang berkaitan dengan ekspatriat, yaitu mereka para karyawan yang bekerja di luar negeri atau di negara asal mereka yang memiliki budaya, bahasa, dan lingkungan kerja yang berbeda dengan yang mereka alami sebelumnya.

Perusahaan Tambang Cina di Indonesia dalam Tinjauan Sumber Daya Manusia Internasional dengan Perspektif Critical Management Studies (CMS)
(Foto: Muhammad Zulfahmi F. Tuwow)
Perusahaan tambang Cina di Indonesia dalaam tinjauan Sumber Daya Manusia Internasional dengan perspektif Critical Management Studies (CMS).

Bila kita melihat dalam perspektif Critical Management Studies (CMS), MSDI menjadi sangat penting karena organisasi memiliki tanggung jawab moral untuk mengelola karyawan mereka dengan cara yang adil dan etis. Oleh karena itu, pada kesempatan ini saya ingin artikel ini bisa membahas peran CMS dalam MSDI.

Kemudian bagaimana pengelolaan sumber daya manusia internasional dapat dilakukan dengan perspektif kritis, kemudian melihat aktivitas perusahaan di dunia khususnya cina yang beroperasi diberbagai negeri, termaksud di Indonesia.

Apa Itu Critical Management Studies (CMS)? 

Yuk kita kenalan dulu dengan CMS! Critical Management Studies (CMS) adalah suatu perspektif dalam studi manajemen yang mengkritisi praktik-praktik manajemen yang diterapkan dan diyakini di dunia bisnis. 

Sederhananya, perspektif ini memandang manajemen sebagai suatu aktivitas sosial yang kompleks, dan mencoba untuk memahami aspek-aspek yang tidak diperhitungkan oleh pendekatan manajemen konvensional, seperti isu-isu sosial, politik, budaya, dan lingkungan yang kerap kali diabaikan banyak perusahaan di seluruh dunia.

Alvesson dan Willmott (2012), berpendapat bahwa CMS melibatkan penggunaan berbagai teori sosial dan kritis untuk memahami aspek-aspek ini, dan sering kali menempatkan karyawan dan masyarakat sebagai pusat perhatian. 

Baca Juga:

CMS mencoba untuk memahami dampak dari praktik-praktik manajemen pada karyawan, masyarakat, dan lingkungan, serta bagaimana hal ini dapat mempengaruhi organisasi secara keseluruhan.

Ada banyak pendekatan dalam CMS, dan sejumlah besar literatur yang mengulas hal ini. Namun, beberapa isu kunci yang sering muncul dalam CMS termasuk isu kekuasaan dan kontrol, hierarki dan struktur organisasi, identitas karyawan, etika dan tanggung jawab sosial, dan dampak lingkungan dari kegiatan bisnis.

Jadi, secara keseluruhan, CMS memandang manajemen sebagai suatu praktik sosial yang mempengaruhi dan dipengaruhi oleh konteks sosial yang lebih luas, dan mencoba untuk memahami isu-isu yang terkait dengan keadilan, kesetaraan, dan keberlanjutan dalam manajemen

CMS mengajak kita untuk mempertimbangkan sudut pandang yang berbeda dalam memahami manajemen, dan membuka jalan untuk perdebatan, kritik, dan reformasi dalam praktik-praktik manajemen yang diterapkan di dunia bisnis secara keseluruhan.

Lalu Apa Pentingnya CMS dalam MSDI?

Kemudian akan muncul pertanyaan tentang hubungan antara CMS dan MSDI, ayo kita bahas. Pentingnya CMS dalam MSDI tidak dapat dipungkiri, terutama dalam konteks globalisasi. Dalam bukunya yang berjudul "Critical Management Studies: A Reader", Mats Alvesson dan Hugh Willmott menunjukkan bahwa CMS membantu kita untuk memahami dampak globalisasi pada dunia bisnis, serta bagaimana manajemen perusahaan dapat memanfaatkan globalisasi untuk mencapai tujuan mereka.

Dalam MSDI, ini berarti mempertimbangkan faktor-faktor seperti budaya, bahasa, agama, dan lingkungan kerja yang berbeda di negara tempat karyawan bekerja. Perusahaan harus mengambil langkah-langkah yang diperlukan untuk memastikan bahwa karyawan ekspatriat mereka dapat beradaptasi dengan lingkungan kerja yang baru, termasuk memberikan pelatihan, dukungan, dan fasilitas yang diperlukan.

Sebagai contohnya, menurut laporan jurnalistik "The Challenges of Global Human Resource Management" oleh Leonid Bershidsky, ketika karyawan ekspatriat itu bekerja di luar negeri, perusahaan harus mempertimbangkan perbedaan budaya dan bahasa, serta perbedaan hukum dan aturan kerja di berbagai Negara tempat perusahaan beroperasi.

Misalnya, dalam budaya Asia, karyawan mungkin lebih menghormati hierarki dan tidak selalu berbicara secara terbuka dan jujur tentang masalah di tempat kerja. Oleh karena itu, perusahaan harus mempertimbangkan cara yang berbeda dalam memberikan umpan balik dan membangun hubungan dengan karyawan mereka. 

Atau misalnya di Indonesia, yang memiliki nilai kesantunan yang tinggi dan mengakar kuat dalam tradisi, maka perusahaan harus memastikan karyawan ekspatriat dibekalkan dengan pemahaman dan kebudayaan setempat.

Selanjutnya pengelolaan sumber daya manusia internasional juga melibatkan pertimbangan etika dan tanggung jawab sosial oleh perusahaan. CMS menekankan pentingnya menangani isu-isu yang berkaitan dengan hak asasi manusia, lingkungan, dan keadilan sosial dalam bisnis internasional yang dijalankan.

Dalam bukunya yang berjudul "Global Ethics and Environment", Nicholas Low dan Brendan Gleeson menunjukkan bahwa perusahaan perlu mempertimbangkan dampak lingkungan dan sosial dari operasi mereka di negara-negara asing. Mereka harus memastikan bahwa mereka tidak merusak lingkungan dan tidak mengeksploitasi pekerja dengan membayar upah yang rendah atau memberikan kondisi kerja yang buruk.

Baca Juga:

Namun, seringkali perusahaan gagal mempertimbangkan dampak sosial dan lingkungan dari operasi mereka di luar negeri. Menurut laporan jurnalistik "The Dark Side of Globalization: Why Seattle's 1999 Protesters Were Right" oleh Mark Engler, perusahaan-perusahaan besar seringkali beroperasi di negara-negara dengan upah yang rendah dan kondisi kerja yang buruk, yang memungkinkan mereka untuk menghasilkan produk dengan biaya yang lebih rendah. 

Ini menciptakan masalah sosial dan ekonomi yang signifikan di negara-negara tersebut, dan menghasilkan perbedaan yang tajam dalam pembagian kekayaan global. CMS dapat membantu mempertimbangkan isu-isu ini dan membantu perusahaan untuk mengambil langkah-langkah yang lebih bertanggung jawab secara sosial dan lingkungan. Kemudian dalam MSDI, hal ini berarti mempertimbangkan hak asasi manusia dan isu-isu sosial lainnya dalam pengelolaan karyawan ekspatriat. 

Misalnya, menurut jurnal akademik "Globalization and International Human Resource Management: A Critical Perspective" oleh Hugh Scullion dan David G. Collings, perusahaan harus memastikan bahwa karyawan ekspatriat mereka tidak hanya dihormati sebagai individu, tetapi juga diakui dalam identitas budaya mereka dan didukung untuk mempertahankan identitas mereka tersebut. 

Hal ini termasuk memberikan dukungan dalam bentuk pelatihan budaya, konseling, dan program pendukung lainnya yang relevan dengan kebutuhan individu. Dalam rangka untuk mengelola sumber daya manusia internasional secara efektif dan secara kritis, perusahaan harus mempertimbangkan isu-isu yang berkaitan dengan budaya, bahasa, etika, dan tanggung jawab sosial perusahaan. 

CMS membantu perusahaan untuk memahami dampak globalisasi dan bagaimana pengelolaan sumber daya manusia internasional dapat dilakukan dengan cara yang lebih bertanggung jawab secara sosial dan lingkungan. Melalui pendekatan ini, perusahaan dapat mempertahankan karyawan ekspatriat mereka dengan cara yang etis dan membangun budaya kerja yang lebih inklusif dan adil.

Bagaimana dengan Perusahaan Cina di Dunia dan Indonesia dalam Pandangan ini?

Nah menariknya dalam perspektif CMS, aktivitas perusahaan tambang asal China yang beroperasi di Indonesia dan tenaga kerja Cina yang kerap meresahkan selama lima tahun terakhir dari 2015 hingga 2021 menunjukkan berbagai isu yang relevan dengan manajemen sumber daya manusia internasional (MSDI). 

Beberapa isu yang terkait antara lain adalah penggunaan tenaga kerja yang tidak memenuhi standar etika dengan Indonesia, tidak adanya transparansi dalam pengelolaan sumber daya alam, dan dampak lingkungan yang merusak dengan parahnya.

Menurut Lin (2018), perusahaan-perusahaan asal Cina ini yang beroperasi di luar negeri sering kali menggunakan praktik pengelolaan tenaga kerja yang tidak memenuhi standar etika. Hal ini dapat meliputi pelanggaran hak asasi manusia, penggunaan tenaga kerja paksa, dan bahkan sampai dengan penyalahgunaan tenaga kerja anak dibeberapa lokasi. 

Isu ini juga dibenarkan dengan diungkapnya dalam laporan Amnesty International (2019) tentang perusahaan tambang asal Cina yang beroperasi di Republik Demokratik Kongo, di mana perusahaan tersebut diduga menggunakan tenaga kerja anak dan memberlakukan kondisi kerja yang berbahaya bagi pekerja dewasa, seolah nyawa tak ada artinya.

Selain itu, tidak adanya transparansi dalam pengelolaan sumber daya alam yang dimiliki oleh perusahaan-perusahaan asal Cina ini yang beroperasi di luar negeri juga menjadi isu yang kontroversial. Menariknya menurut Liao dan Duanmu (2018) yang membuka asal usul sebab masalah ini adalah, karena kebijakan investasi China yang berfokus pada kepentingan nasional dan perusahaan, tanpa mempertimbangkan kepentingan masyarakat setempat dan lingkungan.

Dampak lingkungan dari kegiatan bisnis perusahaan tambang asal Cina ini juga menjadi isu yang sangat relevan dalam perspektif CMS. Menurut Li (2019), perusahaan-perusahaan tambang asal Cina cenderung kurang peduli terhadap dampak lingkungan yang dihasilkan dari kegiatan bisnis mereka. Kegiatan penambangan yang merusak lingkungan dan pengelolaan limbah yang buruk sering kali menjadi masalah besar dalam hubungan antara perusahaan dengan masyarakat setempat.

Dalam hal topik kita bersama Proffesor kemarin yaitu MSDI, isu-isu ini menunjukkan bahwa perusahaan-perusahaan asal Cina perlu lebih memperhatikan praktik-praktik manajemen yang etis dalam mengelola sumber daya manusia dan lingkungan di negara-negara tempat mereka beroperasi. 

Hal ini termasuk memperhatikan standar etika dalam pengelolaan tenaga kerja, meningkatkan transparansi dalam pengelolaan sumber daya alam, dan meminimalkan dampak lingkungan dari kegiatan bisnis mereka.

Critical Management Studies (CMS) mengajak kita untuk mempertimbangkan dampak sosial, politik, dan lingkungan dari kegiatan bisnis dan manajemen, dan menekankan pentingnya keadilan, kesetaraan, dan keberlanjutan dalam praktik-praktik manajemen yang diterapkan di seluruh dunia. 

"Takaran keberhasilan sebuah perusahaan internasional bukan hanya pada keuntungan yang didapat, melainkan juga pada dampak positif yang dimilikinya terhadap masyarakat dan lingkungan tempat perusahaan beroperasi."(John Elkington, "The Triple Bottom Line: Does It All Add Up?").

Bagaimana Dengan Pertambangan Cina di Indonesia?

Adapun dalam hal spesifik di sektor tambang, perusahaan-perusahaan asal Cina harus memperhatikan praktik-praktik manajemen yang lebih bertanggung jawab dan berkelanjutan. Perusahaan-perusahaan ini harus bekerja sama dengan pemerintah dan masyarakat setempat untuk memastikan bahwa operasi mereka tidak merusak lingkungan dan masyarakat sekitarnya.

Katakanlah Pemerintah Indonesia telah menunjukkan kepeduliannya terhadap isu ini dengan mengeluarkan berbagai regulasi dan kebijakan yang menekankan pentingnya praktik-praktik manajemen yang etis dan berkelanjutan dalam kegiatan bisnis perusahaan tambang. Namun, implementasi regulasi tersebut masih belum optimal, dan diperlukan tindakan lebih lanjut dari perusahaan dan pemerintah untuk memastikan bahwa operasi tambang tidak merusak lingkungan dan kenyamanan masyarakat setempat.

Kemudian dalam perspektif CMS, perusahaan-perusahaan tambang harus memperhatikan hak-hak dan kesejahteraan tenaga kerja mereka, serta memberikan upah yang adil dan kondisi kerja yang aman dan sehat. Perusahaan-perusahaan juga harus menghormati hak-hak masyarakat setempat untuk terlibat dalam pengambilan keputusan yang berkaitan dengan kegiatan bisnis perusahaan. Tanpa melibatkan masyarakat setempat, kegiatan bisnis perusahaan akan sulit untuk berkelanjutan dan memperoleh dukungan dari masyarakat setempat.

Studi Kasus: PT IWIP

Dalam konteks kasus perusahaan tambang PT IWIP di Maluku Utara, Indonesia, praktik pengelolaan tenaga kerja yang meresahkan oleh tenaga kerja Cina merupakan isu yang harus diatasi. Perusahaan harus memastikan bahwa tenaga kerja mereka dipekerjakan secara etis dan sesuai dengan standar internasional yang berlaku, serta nilai-nilai luhur di Maluku Utara. 

Pemerintah Indonesia juga harus memastikan bahwa perusahaan-perusahaan asing yang beroperasi di Indonesia mematuhi standar etika dalam pengelolaan tenaga kerja dan tidak mengeksploitasi tenaga kerja Indonesia. Katakana saja, memulai dengan mengajari karyawan asing asal cina di PT IWIP buang air besar atau kecil di tempat yang seharusnya, dan jangan seperti sapi yang asal lepas di depan umum. Dan menekan perusahaan memberi gaji yang sesuai dan adil untuk semua, tidak besar sebelah ke pekerja asal Cina.

Dalam rangka meminimalkan dampak lingkungan dari kegiatan bisnis perusahaan tambang, PT IWIP juga harus memperhatikan praktik-praktik pengelolaan lingkungan yang bertanggung jawab dan berkelanjutan. Perusahaan harus memastikan bahwa mereka tidak merusak lingkungan dan sumber daya alam, serta harus memastikan bahwa mereka bertanggung jawab dalam mengelola limbah yang dihasilkan oleh kegiatan bisnis mereka di Maluku Utara.

Secara keseluruhan, aktivitas perusahaan tambang asal Cina dan tenaga kerja Cina di Indonesia menunjukkan isu-isu yang relevan dalam perspektif CMS, khususnya dalam hal manajemen sumber daya manusia internasional. Perusahaan-perusahaan ini harus memperhatikan praktik-praktik manajemen yang etis dan berkelanjutan dalam kegiatan bisnis mereka, serta memastikan bahwa kegiatan bisnis mereka tidak merusak lingkungan dan masyarakat setempat. 

Pemerintah Indonesia juga harus memastikan bahwa perusahaan-perusahaan asing yang beroperasi di Indonesia mematuhi standar etika dalam pengelolaan tenaga kerja dan lingkungan, sebagaimana kata Mercy Tembon dan Gisèle Yitamben dalam "The Corporate Social Responsibility of Chinese Mining Companies in Africa: A Critical Examination of the Role of the State”.

Sekali lagi dalam konteks perusahaan tambang PT IWIP di Maluku Utara, perusahaan harus memperhatikan praktik-praktik manajemen yang bertanggung jawab dan berkelanjutan dalam kegiatan bisnis mereka, serta memastikan bahwa tenaga kerja mereka dipekerjakan secara etis dan sesuai dengan standar internasional yang berlaku dan nilai luhur tempat perusahaan beroperasi.

Pemerintah Indonesia juga harus memastikan bahwa perusahaan-perusahaan asing yang beroperasi di Indonesia mematuhi standar etika dalam pengelolaan tenaga kerja dan lingkungan, serta memastikan partisipasi masyarakat dalam pengambilan keputusan yang berkaitan dengan kegiatan bisnis perusahaan.

Kesimpulan

Akhir diskusi saya pekan ini bersama Proffesor kami di ruang kelas itu, dan dalam upaya menulis artikel ini, seolah dapat ditarik kesimpulan, bahwa pengelolaan sumber daya manusia internasional merupakan topik yang penting dalam studi manajemen modern. 

Dalam perspektif Critical Management Studies, perusahaan memiliki tanggung jawab moral untuk mengelola karyawan mereka dengan cara yang adil dan etis. Sedangkan MSDI, ini berarti mempertimbangkan faktor-faktor seperti budaya, bahasa, agama, dan lingkungan kerja yang berbeda di negara tempat karyawan bekerja, serta mempertimbangkan isu-isu etika dan tanggung jawab sosial perusahaan. 

Dengan pendekatan yang kritis dan inklusif, perusahaan dapat membangun budaya kerja yang lebih inklusif dan adil, dan membantu membangun dunia bisnis yang lebih berkelanjutan secara sosial dan lingkungan.

Pada akhirnya, bila konsep MSDI dilaksanakan dengan baik maka perusahan tidak hanya mampu tumbuh dan sukses dalam mencapai tujuan dan target perusahan, melainkan juga memberi kenyamanan bagi karyawan, keharmonisan dalam pekerjaan, keindahan dan kesehatan lingkungan, serta penerimaan mendalam oleh setiap golongan masyarakat dimanapun perusahaan itu berada. 

"Perusahaan yang peduli dengan kesejahteraan karyawan dan masyarakat di mana perusahaan beroperasi tidak hanya melakukan hal yang benar, tetapi juga menguntungkan bagi bisnis dalam jangka panjang."–(Paul Polman, "The Business Case for Sustainability”).

Profil Penulis:

Muhammad Zulfahmi F. Tuwow__Ketua Umum Himpunan Mahasiswa Pascasarjana (HMP) Magister & Doktoral FEB Universitas Brawijaya.

Mau donasi lewat mana?

Paypal
Bank BNI - An.siti fatimang / Rek - 1860003927932
Jika artikel ini cukup bermanfaat! Mungkin anda bisa bantu saya untuk terus berkembang dengan cara memberikan donasi. Klik icon panah di atas
Seorang penulis lepas manajemen sumber daya manusia, yang fokus tentang kajian human relationship.

Post a Comment

Created by
DMCA.com for Blogger blogs

© ‧ Manajemen Pedia. All rights reserved. Made with ♥ by Jago Desain