Pengertian, Gejala, Penyebab, Dampak dan Cara Mengurangi Stres Kerja

Apa itu stres kerja? Dan bagaimana gejala, penyabab, dampak dan cara mengatasi stres kerja

Stres merupakan suatu hal yang memungkinkan pada setiap orang untuk mengalaminya dalam kehidupan ini. Lantas apa itu stres? Menurut (Handoko, 2001:200) mengungkapkan bahwa stres adalah suatu kondisi ketegangan yang mempengaruhi emosi, proses berpikir dan kondisi seseorang. 

Oleh karena stres memungkin dialami siapa dan di mana saja, maka hal ini juga sering terjadi di tempat kerja atau dalam ruang lingkup organisasi/perusahaan. Kemudian hal ini juga sangat berpengaruh terhadap individu dan perkembangan organisasi itu sendiri.

Pengertian, Gejala, Penyebab, Dampak dan Cara Mengurangi Stres Kerja
Gambar. Pengertian, gejala, penyebab, dampak dan cara mengurangi stres kerja. Sumber. pixabay.com

Untuk itu dalam pembahasan ini alangkah baiknya kita mengenal lebih jauh tentang apa itu stres kerja? Gejala-gejala stres kerja, faktor-faktor yang menyebabkan stres kerja, dampaknya dan cara mengatasi stres kerja.

Pengertian Stres Kerja

Stres kerja adalah suatu kondisi ketegangan yang menciptakan adanya ketidakseimbangan fisik dan psikis, yang mempengaruhi emosi, proses berpikir, dan kondisi seorang karyawan. 

Beehr dan Newman (dalam Luthans, 2006: 441) yang mendefinisikan mengenai stres kerja sebagai kondisi yang muncul dari interaksi manusia dengan pekerjaannya serta dikarakteristikkan oleh manusia sebagai perubahan manusia yang memaksa mereka untuk menyimpang dari fungsi normal mereka.

Definisi stres kerja sebenarnya banyak yang sudah dikemukakan oleh para ahli selain yang sudah disebutkan di atas. Adapun untuk mengenal lebih jauh tentang bagaiaman pengertian stres kerja menurut para ahli, maka hal ini akan diuraikan sebagai berikut:

  • King (2010: 277)

Stres pada pekerjaan (Job stress) adalah pengalaman stress yang berhubungan dengan pekerjaan.

  • Mangkunegara (2013: 155)

Stres kerja adalah perasaan tertekan yang dialami karyawan dalam menghadapi pekerjaan.

  • Handoko (2008:200)

Pengertian stres kerja menurut Handoko adalah suatu ketegangan yang mempengaruhi proses berpikir, emosi, dan kondisi seseorang, hasilnya stres yang terlalu berlebihan dapat mengancam kemampuan seseorang untuk menghadapi lingkungan dan pada akhirnya akan mengganggu pelaksanaan tugas-tugasnya.

  • Rivai (2004:200)

Pengertian stres kerja menurut Rivai adalah sesuatu kondisi ketegangan yang menciptakan adanya ketidakseimbangan fisik dan psikis yang mempengaruhi emosi, proses berpikir, dan kondisi seorang karyawan.

  • Anwar (1993:93)

Pengertian stres kerja menurut Anwar adalah suatu perasaan yang menekan atau rasa tertekan yang dialami karyawan dalam menghadapi pekerjaannya.

Baca Juga:

Gejala-Gejala Stres Kerja

Individu akan mengalami gejala stress positif seandainya mendapatkan kesempatan untuk naik jabatan atau menerima hadiah (reward). Sebaliknya, jika individu merasa dihambat oleh berbagai sebab di luar kontrol dalam mencapai tujuannya, maka individu akan mengalami gejala stress yang negatif. 

Lantas apa saja yang bisa dikenali tentang gejala-gejala dari stres kerja? Menurut Beehr dan Newman (dalam Waluyo, 2009: 164-165) menyebutkan hal itu terdiri dari tiga bagian, yaitu gejala psikologis, fisiologis dan perilaku. Hal ini akan diuraikan sebagai berikut:

  • Gejala Psikologis

1) kecemasan, ketegangan, kebingungan dan mudah tersinggung 

2) perasaan frustrasi, rasa marah, dan dendam (kebencian)

3) sensitive dan hyperreactivity 

4) memendam perasaan, penarikan diri, dan depresi 

5) komunikasi yang tidak efektif 

6) perasaan terkucil dan terasing 

7) kebosanan dan ketidakpuasan kerja 

8) kelelahan mental, penurunan fungsi intelektual, dan kehilangan konsentrasi 

9) kehilangan spontanitas dan kreativitas 

10) menurunnya rasa percaya diri

  • Gejala Fisiologis

1) Meningkatnya denyut jantung, tekanan darah, dan kecenderungan mengalami penyakit kardiovaskular.

2) Meningkatnya sekresi dari hormon stress (seperti: adrenalin dan nonadrenalin) 

3) Gangguan gastrointestinal (gangguan lambung) 

4) Meningkatnya frekuensi dari luka fisik dan kecelakaan 

5) Kelelahan secara fisik dan kemungkinan mengalami sindrom kelelahan yang kronis 

6) Gangguan pernapasan, termasuk gangguan dari kondisi yang ada 

7) Gangguan pada kulit 

8) Sakit kepala, sakit pada punggung bagian bawah, ketegangan otot

9) Gangguan tidur 

10) Rusaknya fungsi imun tubuh, termasuk risiko tinggi kemungkinan terkena kanker

  • Gejala Perilaku

1) Menunda, menghindari pekerjaan, dan absen dari pekerjaan 

2) Menurunnya prestasi (performance) dan produktivitas 

3) Meningkatnya penggunaan minuman keras dan obat-obatan 

4) Perilaku sabotase dalam pekerjaan 

5) Perilaku makan yang tidak normal (kebanyakan) sebagai pelampiasan, mengarah ke obesitas. 

6) Perilaku makan yang tidak normal (kekurangan) sebagai bentuk penarikan diri dan kehilangan berat badan secara tiba-tiba, kemungkinan berkombinasi dengan tanda-tanda depresi. 

7) Meningkatnya kecenderungan perilaku beresiko tinggi, seperti menyetir dengan tidak hati-hati dan berjudi 

8) Meningkatnya agresivitas, vandalism, dan kriminalitas 

9) Menurunnya kualitas hubungan interpersonal dengan keluarga dan teman 

10) Kecenderungan untuk melakukan bunuh diri

Penyebab Stres Kerja

Penyebab dari stres kerja merupakan kata lain dari faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi stres kerja? Menurut Cooper (dalam Umam, 2012: 212-214) menguraiakan beberapa penyebab stres kerja, yaitu sebagai berikut:

  • Stressor kondisi pekerjaan 

Seperti beban kerja berlebihan secara kuantitatif dan kualitatif, keputusan yang dibuat oleh seseorang, bahaya fisik, jadwal bekerja. 

  • Stressor stress peran 

Ketidakjelasan peran, adanya bias dalam membedakan gender dan stereotype peran gender; pelecehan seksual.

  • Stressor faktor interpersonal 

Meliputi hasil kerja dan dukungan sosial yang buruk, persaingan politik, kecemburuan sosial, kemarahan, dan kurangnya perhatian manajemen terhadap karyawan. 

  • Stressor perkembangan karir 

Seperti promosi jabatan yang lebih rendah dari kemampuannya, promosi jabatan yang lebih tinggi dari pada kemampuannya, keamanan pekerjaannya, ambisi yang berlebihan sehingga mengakibatkan frustrasi.

  • Stressor struktur organisasi 

Meliputi struktur yang kaku dan tidak bersahabat, pertempuran politik, pengawasan dan pelatihan yang tidak seimbang, ketidakterlibatan dalam membuat keputusan. 

  • Stressor tampilan rumah pekerjaan 

Seperti mencampurkan masalah pekerjaan dengan masalah pribadi, kurangnya dukungan dari pasangan hidup, konflik pernikahan, stres karena memiliki dua pekerjaan.

Faktor-faktor yang menyebabkan stress (anteseden stress) bisa berasal dari luar dan dalam oraganisasi, dari kelompok, dan diri sendiri. Luthans (2006: 442) mengkategorikan stressor yang memengaruhi stress kerja yaitu: stressor ekstraorganisasi, stressor organisasi, stressor kelompok, stressor individu.

  • Stresor Ekstraorganisasi

Adanya kebijakan dan strategi administratif, struktur dan desain organisasi, proses organisasi, serta kondisi kerja. Adanya tanggung jawab tanpa otoritas, ketidakmampuan menyuarakan keluhan, penghargaan yang tidak memadai, kurangnya deskripsi kerja yang jelas. 

Kehilangan pekerjaan atau terancam dipecat dapat menjadi tekanan yang luar biasa bagi karyawan. Adanya tuntutan pekerjaan yang kronis, juga dapat menyebabkan stress kerja.

  • Stresor Kelompok

Kurangnya kohesivitas kelompok seperti karyawan tidak memiliki kebersamaan karena desain kerja, karena penyelia melarang atau membatasinya, atau karena ada anggota kelompok yang menyingkirkan karyawan lain, kurangnya kohesivitas ini akan menyebab stress. Kurangnya dukungan sosial. 

Berbagi masalah dan kebahagiaan bersama-sama akan lebih baik. Bila dukungan sosial kurang, akan menyebabkan stress kerja, yang mengakibatkan biaya perawatan kesehatan.

  • Stresor Individu

Adanya situasi dan disposisi individu dapat mempengaruhi stres. Disposisi individu seperti kepribadian, control personal, ketidakberdayaan yang dipelajari, daya tahan psikologis, tingkat konflik dalam individu yang berakar dari frustrasi. 

Adanya predisposisi daya tahan psikologis akan membantu orang menahan stress dengan memberikan buffer pada diri sendiri dan stressor. Lingkungan kerja yang kurang kondusif, seperti seringnya karyawan mendapat tekanan, beban tugas yang sangat berat atau sangat ringan, atau ketidakjelasan peran yang dimainkan. 

Semua yang yang disebutkan sebelumnya dapat membuat individu mengalami stress karena underpressure. Situasi semacam ini dapat, membangkitkan karakteristik pribadi yang mempunyai kecenderungan mudah stress dan depresi.

Dampak Stres Kerja

Stres memliki dampak terhadap siapa saja yang mengalaminya, lantas apa saja dampak stres? Menurut Gregson (2002:363) mengemukakan bahwa terdapat lima jenis dampak stres, yaitu sebagai berikut:

  • Dampak Subyektif 

Terdiri dari kecemasan, agresi, kebosanan, depresi, keletihan, frustasi, kehilangan kesabaran, rendah diri, gugup, merasa kesepian. 

  • Dampak Perilaku

Kecenderungan mendapat kecelakaan, alkoholik, penyalahgunaan obat-obatan, emosi yang tiba-tiba meledak, makan berlebihan, merokok berlebihan, perilaku yang mengikuti kata hati, tertawa, dan gugup. 

  • Dampak Kognitif

Ketidakmampuan mengambil keputusan yang jelas, konsentrasi yang buruk, rentang yang pendek, sangat peka terhadap kritik.

  • Dampak Fisik

Meningkatnya kadar gula, meningkatnya denyut jantung dan tekanan darah, kekeringan di mulut, berkeringat, membesarnya pupil mata, dan tubuh terasa panas dingin. 

  • Dampak Organisasi 

Kemangkiran, pergantian karyawan, rendahnya produktivitas, keterasingan dari rekan kerja, menurunnya kesetiaan terhadap organisasi.

Selain dampak yang telah disebutkan di atas, adapun terdapat beberapa dampak stres kerja menurut Koslowsky (dalam Kreinter dan Kinicki, 2005) yang membagi empat jenis dampak ketika mengalami stres kerja, yaitu sebagai berikut:

  • Psikologis

Dampak ini berupa kegelisahan, agresi, kelesuan, kebosanan, depresi, kelelahan, kekecewaan, kehilangan kesabaran, harga diri yang rendah. 

  • Perilaku

Dampak ini berupa peningkatan konsumsi alkohol, tidak nafsu makan atau makan berlebihan, penyalahgunaan obat-obatan, menurunnya semangat untuk berolahraga yang berakibat timbulnya beberapa penyakit. Pada saat stres juga terjadi peningkatan intensitas kecelakaan, baik di rumah, di tempat kerja atau di jalan. 

  • Kognitif

Dampak ini berupa ketidakmampuan mengambil keputusan, kurangnya konsentrasi, dan peka terhadap ancaman.

  • Fisiologis

Dampak ini menyebabkan gangguan pada kesehatan fisik yang berupa penyakit yang sudah diderita sebelumnya, atau memicu timbulnya penyakit tertentu

Kemudian dampak stres kerja yang dikemukakan oleh para ahli lainnya seperti menurut Handoko (2010:202) bahwa stres kerja dapa berakibat beberapa hal, yaitu akan diuraikan sebagai berikut: 

  • Prestasi kerja akan menurun, karena stres mengganggu pelaksanaan pekerjaan. 
  • Karyawan tidak mampu untuk mengambil keputusan 
  • Perilaku karyawan tidak teratur 
  • Karyawan menjadi sakit dan putus asa
  • Karyawan akan keluar (turnover) atau keinginan untuk keluar dari organisasi/perusahaan.

Cara Mengurangi Stres Kerja

Apabila dampak stres kerja merupakan hal yang sangat merugikan baik itu individu maupun organisasinya, maka bagaimana mengatasi stres kerja? Salah satunya yaitu dengan melakukan coping stres, hal ini sudah saya tuliskan pada artikel lainnya (BacaApa Itu Coping Stres?).

Sebenarnya banyak cara dalam mengatasi stres kerja, namun ada beberapa yang akan diuraikan oleh Albrecht (dalam Dessler, 2016: 666) yang menyarankan cara-cara untuk mengurangi stres kerja, yaitu sebagai berikut:

  • Bangun hubungan yang memuaskan, menyenangkan, dan kooperatif dengan rekan kerja dan karyawan
  • Jangan mengambil pekerjaan lebih dari yang Anda mampu lakukan 
  • Bangun hubungan yang efektif dan suportif dengan atasan 
  • Negosiasikan dengan atasan untuk tenggat waktu yang realistis pada proyek penting 
  • Belajar sebanyak yang kita mampu mengenai kegiatan yang akan datang dan dapatkan lead time sebanyak mungkin untuk mempersiapkan diri. 
  • Carilah waktu setiap hari untuk pelepasan dan relaksasi. 
  • Berjalan-jalanlah di sekitar kantor untuk menjaga tubuh tetap segar dan waspada 
  • Temukan cara untuk mengurangi kebisingan yang tidak perlu 
  • Kurangi jumlah hal-hal sepele dalam pekerjaan, delegasikan pekerjaan rutin jika dimungkinkan.
  • Batasi interupsi 
  • Jangan menunda untuk mengatasi permasalahan yang tidak disukai 
  • Buatlah “daftar kekhawatiran” konstruktif yang berisi solusi untuk setiap permasalahan. 
  • Dapatkan tidur yang berkualitas yang lebih lama dan lebih baik. 

Referensi

Dessler, Gary. 2016. Manajemen Sumber Daya Manusia. Alih bahasa: Diana Angelica. Jakarta: Salemba Empat.


Gregson, Terry. 2007. Life Without Stress, Prestasi Pustakaraya, Jakarta.


Handoko, H. T. 2001. Manajemen Personalia dan Sumber Daya ManusiaYogyakarta: BPFE.


King, Laura, A. 2010. Psikologi Umum. Sebuah Pandangan Apresiatif. Buku 2. Alih Bahasa: Brian Marwensdy. Jakarta: Salemba Humanika.


Kreitner dan Kinicki. 2005. Perilaku Organisasi, Buku 1 dan 2, Salemba Empat, Jakarta.


Luthans, Fred. 2006. Perilaku Organisasi. Alih bahasa: Vivin Andhika Yuwono, Sekar Purwanti, Arie P, dan Winong Rosari.Yogyakarta: Andi.


Mangkunegara, Anwar, Prabu. 2013. Manajemen Sumber Daya Manusia Perusahaan. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.


Umam, Khaerul. 2012. Perilaku Organisasi. Bandung: CV. Pustaka Setia.


Waluyo, Minto. 2009. Psikologi Teknik Industri. Yogyakarta; Graha Ilmu

Mau donasi lewat mana?

Paypal
Bank BNI - An.siti fatimang / Rek - 1860003927932
Jika artikel ini cukup bermanfaat! Mungkin anda bisa bantu saya untuk terus berkembang dengan cara memberikan donasi. Klik icon panah di atas
Seorang penulis lepas manajemen sumber daya manusia, yang fokus tentang kajian human relationship.

Post a Comment

Created by
DMCA.com for Blogger blogs

© ‧ Manajemen Pedia. All rights reserved. Made with ♥ by Jago Desain